Sabtu, April 26, 2008

Utang Luar Negeri

Hari kamis kemarin, di jam kuliah pengelolaan utang pemerintah ada presentasi pro kontra utang luar negeri (ULN). Di satu momen ada temen yg nanya gini : apakah anda setuju apabila kita menolak membayar ULN yg diciptakan rezim orde baru?
Kelompok penyaji: 'tidak setuju, karena hal ini akan memicu tindakan yg merugikan bagi indonesia, seperti embargo ekonomi misalnya'. Trus dosen nambahin: 'selama kita mampu mengelola ULN dgn baik dan masih mampu membayar maka utang tsb harus dibayar karena juga menyangkut HARGA DIRI bangsa'.


Jujur aja gw ga sependapat, gw lebih setuju saran koalisi anti utang untuk membawa masalah penghapusan utang melalui arbitrase internasional. Dasar tuntutan kita adalah karena negara & lembaga donor tau bahwa utang tsb dikorup rezim orba (yg otoriter) tapi mereka tetep kasih supaya indonesia terjebak & dieksploitasi SDAnya..
Dari sini aja niat mereka udah jahat (kejahatan kemanusiaan yg bikin 200jtan rakyat indonesia menderita), belum ditambah syarat utang yg macem2 & merugikan.
Sekarang APBN sempoyongan bayar utang & yang jadi korban rakyat kecil, uang yg harusnya bisa buat pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, bahkan pertahanan, malah habis buat bayar utang.

Ngomong2 tentang harga diri bangsa, apakah harga diri yg seperti itu lebih penting daripada anak2 kurang gizi (di kampungnya wapres malah ada yg ibu & anak meninggal gara2 kelaperan), anak2 putus sekolah dll. Dgn kata lain pemerintah sama aja membuat anak2 busung lapar disuruh bayar utang yg sama sekali tdk pernah mereka rasakan faedahnya.?

Kalo memang penghapusan ga bisa, kita minta aja utang tsb ditukar untuk program pendidikan/ kesehatan utk rakyat miskin di indonesia. jd uang utk bayar utang tsb bisa dialihkan (debt conversion / debt swap).

Dasar tuntutannya tetep sama yaitu demi kemanusiaan dan untuk membayar dosa2 masa lalu mereka..

--------

Hemat yes, utang no !
marah3marah3marah3
Tags : Utang utang luar negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar