Sabtu, Mei 05, 2012

Kamu Islam Apa.?

Suatu ketika di sebuah room chat gw lagi ngobrol sama seorang warga negara Turki, bernama Abdul. Sampai pada suatu saat dia nanya: "Kamu Islam apa.?" (dalam bahasa inggris aslinya). Terus Gw jawab, oh mayoritas di Indonesia beraliran Sunni, begitu juga dengan gw. Sunni sendiri secara lengkap disebut juga ahlus sunnah wal jamaah, jadi Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah dan berpegang teguh dengannya dalam seluruh perkara yang Rasulullah berada di atasnya dan juga para sahabatnya.

Dalam hati gw mikir, sebenernya di masyarakat Indonesia sekarang ini Islamnya juga keknya bermacem2 deh..


Bahkan dari kacamata gw yang bisa dibilang masih awam ini.. sebuah keluarga yang punya orientasi tertentu terhadap suatu organisasi aja Islamnya beda2.. Nyokap gw mungkin lebih condong ke Muhammadiyah.. tapi di keluarga gw sendiri ada banyak juga yang condong ke Nahdlatul Ulama (NU).. yang beda dari keduanya dilihat dari kehidupan sehari2 sih ada beberapa.

Misalnya soal Tahlilan.. warga Nahdiyin umumnya masih mengamalkan tahlilan setiap 7, 40, 100 atau 1000 hari setelah meninggalnya seorang keluarga atau kerabat.. Sedangkan menurut Muhammadiyah, kegiatan tahlilan  seharusnya ngga didasari perhitungan 7,40,100,100 hari, dan juga ga perlu ada acara semacam hajatan (makan-makan).. Intinya sih mendoakan orang yang sudah meninggal bisa kapan aja dan sebenernya perhitungan kaya gitu merupakan sisa2 budaya kejawen (jawa tempo dulu) yang sebaiknya ditinggalkan seperti halnya upacara2 lain kaya 7 bulanan Ibu hamil,dll.. Kalo menurut warga Nahdiyin sih oke2 aja tradisi seperti ini masih dijalankan.

Sekilas juga.. Gw sering liat uztad2 NU masih merokok karena menurut mereka hukumnya mubah (boleh).. sedangkan sepengetahuan gw kalo orang Muhammadiyah menganggap rokok itu haram.

Seiring makin dewasa, makin kenal banyak temen di bangku kuliah, gw menemui semacam pemahaman atau aliran2 lainnya mengenai ajaran Islam yang beda2.. 

Ada orang2 Hizbut Tahrir yang selalu membicarakan soal kekhalifahan.. dari beberapa temen gw yang ikut HT sih anak2nya cenderung ke politik ya.. maksud gw bukan berarti ngga ngomongin yang lain cuma ya itu.. seringnya sih ngomongin gimana meninggalkan demokrasi dan kembali ke syariah Islam.. 

di twitter sendiri gw follow uztad yang namanya @felixsiauw . gw seneng baca kultwitnya uztad ini, cuma ketika beliau membahas persoalan ekonomi kok keknya kurang pas ya.. mungkin emang backgroundnya beliau sendiri bukan orang ekonomi sih jadi wajar aja.. khususnya persoalan subsidi BBM kemarin, pemikirannya menurut gw sih terlalu sempit.. :nooffense:

apalagi setelah gw baca ada hadits sahih yang isinya:

Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah, ”Ada seorang lelaki datang lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga.’ Baginda menjawab,’(Tidak) justeru biarkan saja’. Kemudian baginda didatangi lelaki lain lalu mengatakan, ’Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga.’ Baginda menjawab,’(Tidak) tetapi Allah yang berhak menurunkan dan menaikkan.’”

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Harga barang dagangan pernah melambung tinggi di Madinah pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu orang-orang pun berkata:”Wahai Rasulullah, harga barang melambung, maka tetapkanlah standar harga untuk kami.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya Allah lah al-Musa’ir (Yang Maha Menetapkan harga), al-Qabidh, al-Basith, dan ar-Raziq. Dan sungguh aku benar-benar berharap berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku dengan kezhaliman dalam masalah darah (nyawa) dan harta” (HR. al-Khomsah kecuali an-Nasa’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Jadi sebenernya dari zaman Rasulullah SAW sendiri udah mengakui mekanisme pasar dalam menentukan harga.. (malah ini kalo kita perhatiin, perkataan Rasulullah SAW justru mendahului pemikirannya orang yang dianggap bapak ekonomi modern, Adam Smith, yang mengemukakan pendapat yang serupa dan terkenal dengan invisible hand nya)

tapi kalo soal riba dan lain2 seputar ekonomi syariah yang lain masih oke kok uztad yang satu ini.. :thumbup:

kalo soal politik gw paling skeptis sama orang2 HMI.. no offense yah..
IMHO.. menurut gw mereka cuma make kata Islam untuk kenikmatan sesaat yang namanya kekuasaan (politik).. ga suka gw liat banyak orang2nya yang dulunya alim trus diatas panggung politik ikut2an jadi rusak..

Terus selain itu ada juga aliran yang lain, kebetulan gw kenal ajaran ini dari temen yang bisa dibilang lumayan deket (sahabat) yaitu Salafi. Sepintas mengenai ajaran Salafi sih ingin kembali ke ajaran Islam yang sebener2nya.. 

Gw sering banget diingatkan sama kawan yang satu ini..  misalnya pas lagi di kampus tiba2 dia komen soal celana panjang gw yang melebihi mata kaki.. ngga isbal katanya..
dan yang sampe sekarang sampe kebawa ama gw adalah soal ngucapin selamat ulang tahun dan perayaannya.. dosa katanya dia..


jaman sekarang acara ultah padahal udah umum banget kan.. tapi setelah gw baca2 ternyata emang ga boleh.. acara maulid nabi aja dibilang bid'ah..
jadinya sekarang kalo ada yang ultah.. diusahain ga ngucapin selamat.. tapi kalo misalnya kita dalam posisi terdesak.. hehe.. teknik gw ngomong gini aja: "semoga cita2nya tercapai ya".. gitu aja tanpa menyinggung soal "selamat ulang tahun nya.." karena setelah gw baca.. mendoakan orang itu boleh2 aja ko'.. hehe..

yang repot kalo pas acara makan2 gitu pake acara tiup lilin dan 'make a wish'..  wah.. bahaya nih.. http://islamqa.info/id/ref/1027 . sebaiknya sih dihindari aja deh...  kalo mau traktir2 jangan pas ultah deh mendingan..

intinya sih dari temen2 gw yg Salafi ini, apa2 yang dikasih tau ke gw, gw ga bisa bantah karena dalilnya emang kuat.. nah masalahnya gw sendiri juga kadang masih belom sepenuhnya ngikutin atau bisa dibilang masih sering khilaf.. 

Sedangkan aliran2 Islam yang rada2 ngaco untungnya gw ga ngikutin.. di keluarga gw sempet sih pakde gw kena LDII atau yang mirip2 NII gitu.. kasian anak istrinya karena abis hartanya diporotin ga jelas.. untung akhirnya sekarang bisa balik lagi ke keluarganya dan udah ninggalin organisasi yang dulu nya itu.. 

Ahmadiyah dan JIL pun gw ngga setuju.. kalo Ahmadiyah jelas karena secara konsepnya aja udah melenceng.. Dimana2 Islam ya Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir.. kalo ngga mau mengakui itu ya sebaiknya bilang aja agama baru bukan Islam.. menurut gw ada baiknya kalo Ahmadiyah ngga menyebut diri mereka dengan Islam supaya menghentikan bentrokan dan konflik yang sering terjadi sekarang ini. Gw juga sebenrnya ga suka sama yang kekerasan gitu, tapi umat Islam lain yang garis keras pasti senengnya hajar2an..

Dari yang paling menyesatkan menurut gw ya Jaringan Islam Liberal (JIL).. ini parah deh.. ngaco sengaco nya..
yang bahaya JIL ini isinya orang2 pinter.. hati2 aja di brainwash sama propagandanya.. mulai dari meragukan isi Al-Quran sampe melegalkan pernikahan sesama jenis (naudzubillah)..

untungnya banyak juga yang menentang JIL ini.. sampe anak metal pun anti JIL.. 
you rocks..!! hehe..



Sebagai penutup..

menurut gw..  untuk memperbaiki diri sendiri bukannya mau keliatan jadi sok alim.. ya walaupun belom bisa menjadi yang sempurna paling ngga kita udah mengarah kesana.. ninggalin hal2 yang dilarang mulai dari yang simple2 dulu deh.. contoh: kita tau alkohol itu hukumnya haram.. tapi masih banyak muslim yang tetep konsumsi dengan berbagai dalih.. makanan yang pake rum itu ada alkoholnya loh.. apalagi minum beer. :amit-amit:

sedangkan sikap kita terhadap non muslim 'bagiku agamaku dan bagimu agamamu' aja..

kalo soal agama sih masing2 aja deh ga usah ikut2an.. kita meyakini apa yang kita yakini dan begitu pula gimana mereka meyakini agama mereka sendiri.. soal agama ga usah saling mengejek atau menghina.. karena ga bakal ada habisnya.. 

untuk di kehidupan sehari2 tetep jaga toleransi dan berhubungan baik..

------------------------------------------------------------------------------------------

*additional post (posting tambahan).. 
gw baru baca berita tentang statement pak Hasyim Muzadi yang dirilis detik.com tanggal 2 Juni 2012 (hampir sebulan setelah postingan gw ini). Sepertinya pas kalo gw taro di postingan ini buat menambah wawasan tentang Islam Indonesia..

Hasyim Muzadi: Saya Belum Menemukan Negara Muslim yang Setoleran Indonesia 


Jakarta Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyayangkan tuduhan intoleransi agama di Indonesia. Dia bahkan belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.

Statemen Hasyim itu hari ini beredar luas lewat blackberry messanger. Hasyim yang dikonfirmasi detikcom, Sabtu (2/6/2012) membenarkan bahwa itu pernyataannya yang dia ucapkan saat menghadiri diskusi Peran Tokoh Islam dalam Perumusan Pancasila di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (1/6) malam. Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Amien Rais dan Jimly Asshiddiqie.

"Selaku Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) dan Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), saya sangat menyayangkan tuduhan intoleransi agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia," ujarnya.

Hasyim menyatakan, kalau yang dipakai ukuran adalah masalah Ahmadiyah, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi politik Barat. "Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam," katanya.

"Kalau yang jadi ukuran adalah GKI Yasmin Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional dan dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai," imbuhnya.

Kalau ukurannya pendirian gereja, kata Hasyim, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. "ICIS selalu melakukan mediasi," katanya.

"Kalau ukurannya Lady Gaga dan Irshad Manji, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI/Polri/imam masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?" ujarnya.

Hasyim menilai, Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan menara masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. "Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis?" tanyanya

"Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekadar Westernisme," kata Hasyim.

http://news.detik.com/read/2012/06/02/124319/1931056/10/hasyim-muzadi-saya-belum-menemukan-negara-muslim-yang-setoleran-indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar