Kamis, Mei 21, 2009

Hercules yang Tidak Lagi Perkasa..




Sebelumnya, Saya Turut Berduka Cita atas Musibah Jatuhnya Pesawat C-130 Hercules TNI-AU di desa Geplak, Karas, Magetan, Jawa Timur, pada hari Rabu (20/5). Semoga Para Korban Diberikan Tempat yang Terbaik di Sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Mungkin belum banyak yang tahu sejarah kehadiran pesawat angkut buatan amerika ini yang memiliki kaitan erat dengan tertangkapnya seorang Agen CIA pada tahun 1958 di Ambon.

Cerita bermula ketika akhir tahun 50an, ditandai dengan meletusnya pemberontakan yang berpusat di sulawesi utara, yaitu Permesta, yang dilatarbelakangi oleh beberapa tokoh nasional maupun dari militer aktif yang tidak puas akan kebijakan Indonesia (era presiden Soekarno) yang terlalu condong ke blok timur yang menganut paham komunis.

Dalam melancarkan pemberontakan tersebut, Permesta yang juga ingin mendirikan negara sendiri ini, diam2 dibantu oleh Amerika yang pada saat itu juga tengah gencar melakukan kampanye pembendungan pengaruh komunis yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia.

Melalui badan intelijen-nya, CIA, Amerika memasok 10 pesawat pengebom dan tempur dari jenis B-26 invader dan P-51 mustang yang sebelumnya ditempatkan di Filipina untuk memperkuat Angkatan Udara Revolusi (AUREV) Permesta.

Kekuatan udara yang tangguh membuat AUREV leluasa melancarkan serangan ke beberapa titik, diantaranya yaitu serangan udara pada tanggal 13 April 1958 terhadap Lap. Terbang Mandai (sekarang Bandara Hasanuddin), pelabuhan Dongala, Ambon, Balikpapan, Ternate, dan menenggelamkan kapal ALRI, Hang Tuah yang sedang lego jangkar di Pelabuhan Balikpapan.

Pada tanggal 18 Mei 1958, konvoi kapal perang ALRI yang sedang melakukan operasi di perairan sekitar maluku diserang pesawat pembom B-26 Invader AUREV yang diawaki pilot 'titipan' CIA, Allan Lawrence Pope.

Serangan itu pun dibalas berondongan senjata KRI Sawega dari laut dan dari belakang oleh pesawat P-51D Mustang milik AURI yang diterbangkan Kapten (Pnb) Ignatius Dewanto.

Di lepas pantai Tanjung Alam, Ambon, pesawat B-26 AUREV tersebut akhirnya tertembak jatuh namun pilotnya 'Allan Pope' selamat dan berhasil ditangkap, Permesta pun tidak berapa lama setelah itu berhasil ditumpas habis melalui serangkaian operasi yang dilancarkan TNI.

Amerika sendiri sebelumnya menyangkal bahwa Pope adalah seorang Agen CIA, namun kemudian Presiden AS, John F. Kennedy menawarkan kepada Soekarno agar Pope ditukar dengan 4 buah pesawat C-130 Hercules dan beberapa proyek pembangunan di Indonesia.

Presiden Soekarno setuju, Pope pun dibebaskan dan Indonesia pada saat itu menjadi negara pertama di luar AS yang mengoperasikan pesawat Hercules.

Pada tahun 80an, Indonesia kembali memesan beberapa unit Hercules dari pabrikan Lockheed Martin, Amerika, untuk memperkuat armada pesawat angkut berat yang ditempatkan di Skuadron 31 TNI-AU Halim Perdanakusuma.

Selama memperkuat TNI-AU, Hercules sendiri merupakan tulang punggung dalam mendukung operasi militer maupun operasi kemanusiaan yang dilakukan TNI.

Sayangnya, anggaran militer yang terbatas saat ini membuat kelayakan operasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI dipertanyakan.?

Hal ini sungguh menyedihkan, mengingat insiden yang kerap terjadi belakangan ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi namun kita juga harus kehilangan prajurit2 terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia..

Sumber: tni-au.mil.id, beritasore, kaskus, wikipedia, majalah angkasa

tags : C-130 hercules jatuh allan pope CIA permesta

1 komentar:

  1. kalo udah ga perkasa suruh pake viagra aja kali yee biar perkasa lagi...wkwkwkwkwwkkw :P

    BalasHapus