Sabtu, November 06, 2010

Simbol Bulan Sabit dan Bintang dalam Islam

Mungkin ada saat dimana di benak pikiran teman-teman mengapa lambang atau simbol bulan sabit dan juga bintang menjadi identik dengan Agama islam ?
Tak jarang dan mungkin hampir setiap mesjid memakai lambang bulan sabit dan mintang di kubah-kubah mesjid dan juga hal itu sering kita temui bahwa Bulan sabit dan bintang ini sering di pakai di dalam motif sajadah..

Mengapa hal itu terjadi? Apakah lambang bulan sabit dan bintang itu adalah lambang islam? Atau bulan sabit ada sangkut pautnya dengan Agama islam? Kok bisa ya lambang Bulan sabit dan bintang ini identik dengan agama Islam?

Hal ketidak tahuan umat tentang asal usul Bulan sabit dan bintang di agama Islam ini yang tidak pernah di pelajari di sekolah-sekolah, membuat para pelajar (sebagian besar teman saya tidak ada yang mengetahuinya) . Hal ini juga yang mengakibatkan para Non-Muslim membuat cerita-cerita konyol yang tak berdasarkan fakta dan sumber sejarah yang jelas. mereka mengatakan bahwa itu adalah dewa-nya agama islam dan sebagainya yang membuat saya muak membacanya. Astagfirullah ..

Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". QS. Al-Kaafiruun ayat 6

Mari kita kaji lebih mendalam tentang asal usul atau sejarah dari munculnya keidentikan lambang Bulan sabit dan bintang di dalam Agama Islam..

Jawabannya adalah :

Beberapa versi pengamat sejarah mengatakan bahwa sebenarnya asal muasal lambang bulan bintang berasal dari lambang khilafah Islamiyah terakhir yang dimiliki umat Islam, yaitu Khilafah Turki Utsmani.

Khilafah ini adalah warisan terakhir kejayaan umat Islam. Memiliki luas wilayah yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur dunia. Wilayahnya mencakup tiga benua besar dunia, Afrika-Eropa dan Asia. Ibukotanya adalah kota yang sejak 1400 tahun yang lalu telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW sebagai kota yang akan jatuh ke tangan umat Islam.

Rasulullah bersabda, "Qonstantinopel akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang sangat kuat. Dan panglima yang membebaskannya adalah panglima yang sangat kuat.."

Berabad-abad lamanya umat Islam memimpikan realisasi kabar gembira Rasulullah itu. Namun sejak zaman Khilafah Rasyidah, Khilafah Bani Umayah hingga Khilafah Bani Abbasiyah, kabar gembira itu tidak pernah juga terealisasi. Memang sebagian Eropa sudah jatuh ke tangan Islam, yaitu wilayah Spanyol dengan kota-kotanya antara lain: Cordova, Seville, Granda dan seterusnya. Namun jantung Eropa belum pernah jatuh secara serius ke tangan Islam.

Barulah ketika Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi panglima, jatuhlah kota yang pernah menjadi ibu kota Eropa itu. Lewat pertempuran yang sangat dahsyat dengan menggunakan senjata paling modern di kala itu, yaitu CANON atau meriam yang sangat besar dan suaranya memekakkan telinga, Muhammad Al-Fatih berhasil menjatuhkan kota konstantininopel itu dan menjadikannya sebagai ibu kota Khilafah Turki Utsmani. Serta menjadikannya pusat peradaban Islam.

Wilayahnya adalah tiga benua dengan semua peradaban yang ada di dalamnya. Saat itu bulan sabit digunakan untuk melambangkan posisi tiga benua itu. Ujung yang satu menunjukkan benua Asia yang ada di Timur, ujung lainnya mewakili Afrika yang ada di bagian lain dan di tengahnya adalah Benua Eropa. Sedangkan lambang bintang menunjukkan posisi ibu kota yang kemudian diberi nama Istambul yang bermakna: Kota Islam.

Bendera bulan sabit ini adalah bendera resmi umat Islam saat itu, karena seluruh wilayah dunia Islam berada di bahwa satu naungan khilafah Islamiyah. Tidak seperti sekarang ini yang terpecah-pecah menjadi sekian ratus negara yang berdiri sendiri hasil dari jajahan barat.

Wajar kalau lambang itu begitu melekat di hati umat dari ujung barat Maroko sampai ujung Timur Marauke. Inilah lambang yang pernah dimiliki oleh umat Islam secara bersama, bulan dan bintang. Dan lambang ini kemudian seolah menjadi lambang resmi umat Islam dan selalu muncul di kubah-kubah masjid. Dan kalau kita perhatikan, nyaris hampir semua kubah masjid di berbagai belahan dunia punya lambang ini.

Dan banyak institusi umat Islam yang juga memakai lambang ini, misalnya Masyumi di masa lalu. Bahkan di zaman reformasi, di Indonesia muncul Partai Bulan Bintang yang lambangnya bulan bintang.

Wallahu a`lam bish-shawab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Artikel lain Oleh Diyah Kusumawardhani

Tahukah Sob kalau jaman dahulu bendera Islam hanya menggunakan satu warna? Namun bukan berarti bernaung pada satu warna, melainkan hanya menggunakan satu warna saja.

Bendera Islam, menurut Wikipedia, sebuah bendera yang sesuai dengan aturan Islam. Bendera Islam pada jaman dulu ini hanya menggunakan satu warna. Warna-warna favorit itu adalah hitam, putih, merah dan hijau. Salah contohnya adalah bendera Libya jaman dulu yang berwarna hanya hijau tanpa corak atau motif diatasnya.

Sejarahnya bendera Islam ini nih Sob, sebenarnya umat Islam pada awalnya tidak memiliki simbol apa-apa. Entah itu lambang ataupun tulisan. Nah, pada masa nabi Muhammad saw, pasukan Islam dan para kafilah menggunakan bendera satu warna untuk tujuan identifikasi. Warna yang digunakan biasanya hitam atau putih. Pada generasi selanjutnya, para pemimpin Islam melanjutkan tradisi bendera ini dengan hanya menggunakan warna hitam, putih atau hijau tanpa tanda, tulisan dan simbol apapun untuk digunakan pada bendera mereka.

Apa fungsi bendera-bendera ini pada jaman Rasulullah? Ternyata, Rasul menggunakan bendera-bendera ini untuk membedakan warna pada ghazwah (ekspedisi militer atau perang yang diikuti oleh rasulullah) dan sariyyah (ekspedisi militer atau peperangan yang tidak diikuti langsung oleh Rasul). Dikisahkan bahwa para pengikut rasulullah berjuang di bawah naungan bendera putih. Sedangkan bendera utama milik nabi Muhammad dikenal sebagai "al-Uqaab". Al-Uqaab berwarna hitam, tanpa simbol-simbol atau tanda apapun. Sedangkan nama dan warna itu mengadopsi bendera milik kaum Quraisy.

Warna-warna juga digunakan sebagai representasi dinasti-dinasti di Arab. Misalnya seperti warna putih yang menjadi warna Dinasti Umayyah. Dinasti Abbasiyah menggunakan bendera berwarna hitam. Dinasti Fatimiyah yang berpaham Syiah menggunakan hijau sebagai warna tradisional mereka, sementara yang digunakan Bani Hasyim adalah merah.

Pada 1911, saat digelar pertemuan di Istanbul, diputuskan bahwa bendera modern yang mewakili semua orang Arab harus mencakup semua empat warna ini. Tiga tahun kemudian, masyarakat muda Arab memutuskan bahwa negara Arab independen kedepannya harus menggunakan bendera dari warna-warna ini. Pada 30 Mei 1917 Hussein bin Ali, Sharif dari Mekah yang juga pemimpin Pemberontakan Hijaz mengganti bendera merah polos dengan tiga garis horizontal berwarna hitam, hijau, dan putih ditambah segitiga merah di sekitar kerekannya. Ini dipandang sebagai kelahiran bendera pan-Arab.

Sejak saat itu, banyak negara-negara Arab, setelah mencapai kemerdekaan atau perubahan rezim politik, menggunakan kombinasi warna ini dalam sebuah desain yang mencerminkan bendera Pemberontakan Hijaz. Kombinasi warna ini dapat ditemukan di bendera Irak, Suriah, Yaman, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, Otoritas Nasional Palestina, Aljazair, dan Sudan, dan mantan bendera Irak dan Libya.

Ornamen Tambahan Bendera

Beberapa bendera Arab dihiasi dengan beberapa simbol atau tulisan. Seperti bendera dari Libya, Turki, Tunisia, Turkmenistan, Maroko, Pakistan dan Arab Saudi.

Pada masa Kekaisaran Ottoman, bulan sabit dan bintang berafiliasi dengan dunia Muslim. Ada sebuah legenda yang menyatakan bahwa pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman I, bermimpi melihat bulan sabit membentang dari satu ujung bumi ke ujung lainnya. Ia mentakwilkannya sebagai pertanda baik dan dia memilih untuk menggunakan bulan sabit ini sebagai simbol dinastinya.

Ada spekulasi filosofi lima titik pada lambang bintang mewakili lima rukun Islam. Dugaan ini bukanlah filosofi bendera Ottoman, dan juga bukan filosofi yang harus ada pada bendera-bendera yang digunakan di dunia Islam saat ini. Bulan sabit dan bintang tidak memiliki signifikansi apapun secara keagamaan terhadap Islam, namun lebih mengarah kepada ikon pagan kuno. Sehingga tidak heran jika banyak sarjana Muslim yang menentang penggunaan tanda-tanda ini di menara masjid atau menggunakannya untuk menunjukkan simbolisasi masyarakat Muslim.

Ketika Selim I kembali berkuasa sebagai khalifah, bendera Ottoman berwarna merah dengan lingkaran hijau kuning serta dihiasi tiga bulan sabit. Utsmani untuk pertama kalinya memisahkan antara bendera agama dan bendera nasional. Bendera nasional berwarna merah dengan bulan sabit menghadap ke kanan, sementara bendera keagamaan hijau dengan bulan sabit menghadap kanan juga. Kemudian, sebuah bintang bersegi lima ditambahkan untuk melambangkan lima rukun Islam. Khas bendera hijau dengan bulan sabit dan bintang menjadi bendera standard negara Islam.

Menariknya, sebagian besar orang berpikir bahwa bendera ini telah digunakan oleh umat Islam sejak awal. Bendera bulan sabit ini dengan beberapa variasi masih digunakan oleh berbagai entitas Muslim; misalnya, Aljazair, Azerbaijan, Komoro, Malaysia, Maldives, Mauritania, Pakistan, Tunisia, Turki, Turkmenistan, Republik Turki Siprus Utara, Uzbekistan, dan Sahara Barat.


Namun berdasarkan sejarah ini pula, banyak umat Islam menolak menggunakan bulan sabit sebagai simbol Islam terutama negara-negara Arab (Aljazair dan Tunisia menjadi pengecualian). Islam secara historis tidak memiliki simbol dan banyak yang menolak untuk menerima apa yang pada dasarnya merupakan ikon pagan kuno ini.

Selain simbol bulan sabit dan bintang yang paling sering digunakan sebagai ornamen bendera, ada juga tulisan. Yaitu penggunaan kalimat syahadat (la ilaha illa-llāh, wa Muhammad rasūlu-llāh) dan kalimat takbir (Allahu Akbar) yang keduanya dibuat dalam tulisan Arab. Seperti bendera Irak yang menggunakan warna pan-Arab dengan tambahan kalimat takbir, Arab Saudi dan Afghanistan yang menggunakan kalimat syahadat.

Bendera mengandung kalimat takbir dan kalimat syahadat sangat dihormati, karena merupakan inti dari keyakinan umat Islam. Penodaan terhadap bendera dengan tambahan ornamen tulisan tersebut dapat dirasakan sebagai serangan terhadap Islam tanpa memandang kebangsaan. Sedangkan penyerangan sebuah negara Islam yang benderanya tidak mengandung ungkapan-ungkapan ini, tidak akan dipandang sebagai serangan terhadap agamaIslam itu sendiri, tetapi hanya serangan terhadap negara.


Bendera yang bertuliskan kalimat syahadat atau kalimat takbir juga banyak digunakan sebagai lambang pada seragam tentara, angkatan laut dan pejabat pemerintah maupun kendaraan. Dalam beberapa kondisi hal ini tidak direkomendasikan. Sebab, sesuai dengan ajaran Islam tulisan-tulisan ini dilarang masuk ke toilet karena tulisan ini diambil dari al-Qur'an.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jadi Intinya, bendera2 Islam yang sesungguhnya itu ialah bendera satu warna yang Polos. yaitu Merah saja, putih saja, hijau saja, atau hitam saja.

namun dengan tambahan Kalimat tauhid maka jadi seperti ini:

bendera Arab Saudi


Ada Juga yang menggunakan kombinasi dari keempat warna itu

bendera Palestina
 dan Negara2 Timur Tengah Lainnya...


source : www.kaskus.us  and credit for pemilik artikel serta jokerboy7 + kaskuser lainnya

2 komentar:

  1. hmmmm...nice post :D
    dapet pesen ni dr mama'a: sholat'a d'rajinin yaa, klo subuh sempetin bangun bwt sholat trz jgn males makan

    sekian & terima kasih :D:D:D

    BalasHapus