Sebagian besar korban tewas di gunung disebabkan oleh hypothermia atau kehilangan panas tubuh yang menyebabkan gagalnya organ vital bekerja dan akhirnya meninggal dunia. Hal ini bagi gw sendiri menjadi sesuatu yang gw waspadai dalam setiap kegiatan mendaki gunung.
Pengalaman gw sendiri, hampir setiap gw naik gunung itu kehujanan terus. Misalnya ketika di
semeru kemarin, gw basah kuyup waktu mengambil air di mata air sumbermanik karena kurang memperhitungkan jarak antara shelter kalimati dan sumber mata air sehingga gw teledor dengan tidak membawa ponco (jas hujan). Cuaca mendadak berubah dari cerah menjadi hujan sedangkan jarak kembali ke shelter sekitar 30-45 menit dengan medan cukup terjal.
Alhamdulillah, penanganan yang gw terapkan waktu itu cukup tepat. Langsung ganti baju basah dengan pakaian kering, makan, dan istirahat (tidur) dengan pakaian hangat. Jadi walaupun waktu itu kedinginan dan di kalimati, waktu sore hingga malam hari temperatur bisa sampai dibawah 15 derajat celcius, gw tetep fit untuk bisa summit attack pada dini hari nya.
Dari pengalaman gw yang walaupun belum banyak dan juga hasil sharing dari beberapa teman seperjalanan, insyaAllah berguna diaplikasikan ketika mendaki gunung: