Rabu, Juni 16, 2010

Mendekati Hari-H (Part 2)

Bersambung dari postingan gw sebelumnya,  sekarang gw mau cerita mengenai kelanjutan proses penggusuran lapak depan kantor tersebut.


Beberapa temen sekantor sesekali bertanya: "Kapan rencana penggusurannya?".

Gw sendiri juga ga tau kenapa prosesnya seakan menjadi berlarut-larut dan tertunda terus menerus, sedangkan alasan para pegawai yang bertanya2 seperti itu belakangan gw ketahui ternyata pada mau siap2.

ada yang mau minta cuti pas penggusuran, ada yang berencana bolos atau absen pagi terus ngabur, dan ada juga yang siap2 mengungsikan kendaraan pribadi (mobil & motor) ke tempat yang dirasa aman.

Tadinya, direncanakan proses penggusuran benar2 kita serahkan sepenuhnya kepada Satpol PP Pemda Bogor untuk meng-handle. tapi ternyata belakangan mereka meminta perwakilan kantor untuk memberikan semacam sosialisasi kepada para pedagang.

Panitia pengadaan pun disuruh memberikan presentasi mengenai proyek pembangunan yang dijadikan alasan penggusuran kepada pihak terkait.  [why oh why....?   padahal ga ada di desc job panitia pengadaan nih...]

Dan sialnya, gw sebagai anggota panitia juga disuruh ikut ke acara tersebut.. [gawat deh kalo muka gw sampai dikenali dan dinget2 oleh mereka.... Bisa ga aman lagi nih dunia...]



Hari Senin kemarin, pukul 13.00 WIB tanggal 14 Juni bertempat di ruang rapat Satuan Polisi Pamong Praja Pemda Kabupaten Bogor diadakan acara pertemuan dan presentasi pelaksanaan proyek.

Mewakili kantor : gw dan windra sbg anggota panitia, serta dua orang pejabat eselon IV (satu Ketua Panitia Pengadaan dan satu Pejabat Struktural lainnya)

Gw kebetulan yang jadi operator laptop buat presentasi/nayangin gambar rencana proyek tersebut. Sebelah kiri gw pemimpin rapat yaitu Kepala Satpol PP Pemda Bogor, sebelah kanan gw ada Bapak Camat Megamendung (Kab. Bogor), terus dibagian belakang ada perwakilan dari perangkat desa, Kepolisian, dan dari Danramil TNI yang urung hadir dan diwakili oleh Babinsa.

Namun karena ada kesalahan teknis dan miskomunikasi dari pihak Satpol PP dengan pihak perangkat desa menyebabkan ketidakhadiran dari perwakilan para pedagang kaki lima yang akan digusur.

Akhirnya acara presentasi dilanjutkan dengan lebih menitikberatkan kepada Koordinasi Pelaksanaan Penggusuran...

Yang menarik selama rapat:

1. Kejadian di Tanjung Priok membuat Satpol PP lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, jadi Sosialisasi menjadi hal yang sangat utama dalam proses penggusuran.

2. Pak Camat sepenuhnya setuju mengenai proyek pembangunan yang nantinya memperindah dan membantu menata sebagian kawasan jalan raya puncak, namun karena para pedagang berada sepenuhnya di tanah negara (bukan milik daerah) maka beliau menyerahkan sepenuhnya kepada kantor gw dalam pelaksanaan penggusuran... [gw liat sih, Pak Camat selama rapat seakan berusaha menghindar sebisanya dari kegiatan penggusuran ini. Ibarat cari aman aja....  hmm.. manusiawi sih]

3. Kepala Satpol PP ketika itu juga mempersilahkan perwakilan dari Mantri Pamong (Satpol PP tingkat kecamatan) untuk menjelaskan mengenai situasi terakhir di lapangan.
Ga tau bapak ini nakut2in atau emang kejadian yang sebenarnya, beliau bilang bahwa pedagang sudah mendengar selentingan mengenai kabar penggusuran dan karena solidaritas yang tinggi antar pedagang, disinyalir terdapat semacam konsolidasi kekuatan dari pedagang dan adanya rencana kehadiran bantuan dukungan dari pedagang tempat lain apabila sosialisasi kurang diberikan.. [weleh-weleh..  yang bener nih..??]

4. Nah yang paling mengejutkan gw yaitu justru pemaparan dari pihak Kepolisian. Ternyata dari pihak polisi sudah lama menyebar anggota intelijen keamanan di daerah lapak2 pedagang tersebut. Dan menurut beliau, beberapa lapak terbukti telah melakukan kegiatan ilegal seperti menjual minuman keras dan tempat judi togel.
Gw sendiri yang tiap hari lewat situ ngga tau kalo di lapak ada yang jualan 'aneh2'. Gw taunya itu lapak cuma jualan aneka oleh2 khas puncak seperti peuyeumpuan, ubi, talas, pisang, manisan, dll.
Sedangkan Polisi bilangnya udah pernah melakukan operasi disitu dan sudah pernah menangkap tersangka.. :o
[emang sih kalo balik kuliah jam 11 malem suka ada orang yang gw rasa bukan pedagang ikutan nongkrong disitu, sepertinya sih mereka ini preman kampung situ...]

Akhir rapat, diputuskan akan ada 'pertemuan lanjutan' yang kali ini diharapkan dihadiri oleh perwakilan para pedagang pada hari kamis besok (17/6) bertempat di kantor kecamatan Megamendung. Dan rencananya, penggusuran akan dilakukan pada hari selasa depan.

Jadi kamis depan ini mungkin rapat atau pertemuan bakalan lebih seru....

seperti kata pak Camat : "kalo di kecamatan mah jawara kampung pada keluar semua..."  [mampus dah gw.....]

3 komentar:

  1. ahahahaha...
    sabar yaa pak, siap2 pake helm ma jaket pelindung aj >_<
    *kidding

    btw, klo mang sosialisasi'a b'jalan baik k'pedagang2 situ (usahain sosialisasi ttg p'gusuran & tujuan p'gusuran bener2 nyampe k'masyarakat khusus'a pedagang, kasih pengertian yg bs meyakinkan mereka utk rela d'gusur...sotoy bgt gw hehe)dan da solusi yg bs menguntungkan ke-2'a Insya 4w ga akan kenapa2...

    klo mnrt saya c, klo pun da p'lawanan dr pihak pedagang ga akan sebesar kejadian yg d'priok cz ni kn ga menyangkut peninggalan budaya atw agama..yah paling2 kyk p'gusuran d'rawasari huehehe

    BalasHapus
  2. doain aman tenteram aja ya.. :D

    BalasHapus
  3. gue doain aman supaya lo bisa balik k rumah aman n tentram...hueheeeheheh :D
    klo bisa lo bawa helm de' biar aman... :P

    BalasHapus