Side Story : Perjalanan ke Tempat-tempat Indah Diatas Awan

Berjalan ditengah derasnya hujan di dalam hutan, merasakan dingin yang menusuk tulang dengan kadar oksigen yang semakin menipis, menyaksikan indah sekaligus berbahayanya kawah vulkanis aktif yang bergolak, dan bertemu dengan hewan-hewan dan tanaman yang hidup bebas di habitat aslinya.

Siapa sangka.. Seorang anak rumahan introvert yang kuper kaya gw ini sekarang punya hobi jalan-jalan yang agak ekstrim ke tempat-tempat eksotis diatas puncak-puncak tinggi gunung. Tempat dimana seakan-akan kita berdiri diatas permadani awan.

Mendapat kawan-kawan baru yang tiba-tiba akrab seperti seorang saudara yang belum pernah bertemu. dan kebersamaan menjadi hal yang utama.

Safety First

Hiking atau Mountaineering atau kita sering cukup menyebutnya kegiatan mendaki gunung memang salah satu kegiatan berisiko. Berada di tengah alam, manusia benar-benar akan merasakan betapa kecil dan tidak ada apa-apanya kita sebagai makhluk Tuhan.

Menurut senior2 yang udah sering banget naik gunung, hiking itu sebenernya kegiatan aman dan menyenangkan asalkan kita memahami pentingnya keamanan dan keselamatan perjalanan.

Inilah alasan yang membuat gw kadang agak ragu untuk mengajak temen yang bilang pengen ikutan naik gunung. Yang ada di benak mereka, asal modal jaket, tas, sama makanan bisa langsung jalan naik ke gunung. Waduh.. bener-bener deh..

Di hutan kita harus seminimal mungkin bergantung sama orang lain. Prinsip gw, walaupun kita dalam pendakian berkelompok tapi tetep peralatan minimal untuk bisa survive harus dipenuhi.

Mulai dari perkiraan dan perhitungan logistik (makanan dan minuman yang dibawa + spare cadangan), alat masak, sleeping bag, tenda, obat-obatan, dll itu penting banget.

Istilahnya kita harus prepare buat worst case scenario misalnya saat tersesat atau terpisah dari rombongan. Kita harus bisa bertahan hidup sampai menemukan jalan keluar atau setidaknya sampai tim rescue datang memberikan pertolongan.

Cerita Mistis dan Mitos Pendakian

Hampir semua gunung punya cerita atau mitos nya sendiri. Gunung Ciremai misalnya, gunung yang satu ini konon katanya punya aura mistis yang kental. Jaman dulu para pendaki sampai ga berani kencing di tanah karena pantangan, alhasil mereka kencing di botol air mineral dan digantung diatas pohon..  hahaha..

Tapi lama-kelamaan mitosnya pun memudar, waktu gw naik ciremai kemarin udah hampir ga ada botol2 yang di gantung.

Gw pun kencing ya kencing aja... yang penting sih bismillah aja lah...

Sebenernya baca-baca tentang mitos berefek negatif sama mental kita. Tapi walaupun gitu gw kadang2 tetep suka baca2 mitos gitu.. abis seru sih.. hahaha... :hammer:

Misalnya pos kuburan kuda, katanya dulu bekas tempat kuda2 tentara Jepang jaman penjajahan dikubur, dan sempet jadi tempat penyiksaan pejuang kemerdekaan pula gosipnya.

Pos Bapa Tere ---> diambil dari kata Bapak Tiri, dinamakan seperti itu karena dulu ada kejadian seorang bapak tiri membawa anaknya ke gunung ciremai dan sampai di lokasi tersebut itu anaknya dibunuh. dan lain2 deh.. Ciremai banyak banget cerita mitos soalnya.

Yang agak lucu waktu gw ke Gunung Salak. Waktu dini hari sebelum subuh2 gitu, waktu gw lagi nge-camp di Puncak Salak I, temen gw satu tenda, si apoey ngajakin ngambil air buat masak dan minum di tempat penampungan. Penampungan airnya sendiri letaknya dekat gubuk kecil dan melewati sebuah Makam / Kuburan keramat yang sering didatangi peziarah.

Terus gw bilang: 'oh gw udah bawa air cukup puy" (sambil ngasih liat botol aqua ukuran 1,5 liter gw ke apuy). Waktu udah di bawah, acara kumpul2 setelah turun gunung, gw bilang ke apuy: "puy lo tau ga, bulan september kemaren kan sempet diketemuin mayat cewek di deket tempat lo ngambil air di puncak". Si Apuy langsung kaget. "eh, sialan lo kaga bilang2".

Kalo gw cerita mah ga bakal jadi ngambil air lu... hahaha..

Alhamdulillah sih selama naik gunung sih gw ga pernah ngalamin kejadian yang aneh2.. 

Naik Gunung itu Capek

Kalo ada yang bilang naik gunung itu ga capek.. Bohong...!! haha... (pernah baca tulisan ini tapi lupa dimana)

Karena memang bener naik gunung itu capek...  gimana ga capek, bawa beban sekitar 10 kg di punggung dengan berjalan kaki beberapa kilometer dengan jalan yang semakin menanjak bahkan harus manjat.

Kadang waktu sampai di mana rasa capek sudah pada klimaksnya sempet terlintas di pikiran. "ngapain gw capek2 kaya gini...?  pakaian penuh lumpur, hujan2an, kedinginan, gelap2an di tengah hutan.. Padahal jam segini biasa lagi tidur2an di rumah sambil nonton tv sambil makan pisang goreng buatan mama" hahaha... :D

Tapi abis turun dan beberapa hari atau minggu kemudian kangen pengen naik gunung lagi..

agak susah menjelaskan kenapa begitu..  makanya kenapa banyak orang awam yang nanya: ngapain sih capek2 naik gunung...  udah cape2 sampe atas terus turun lagi... hehe..

Kalo mau tau jawabannya makanya harus nyobain sendiri.. biar tau sensasi nya...

Seperti saat pendaki Gunung Everest yang pertama, George Mallory, ditanya "Why do you want to climb Mount Everest?"

Mallory menjawab: "Because it's there"

dan tiga kata itu pun menjadi kata2 sakral yang dirasakan semua pendaki gunung di seluruh dunia.