Lagi2 gw merasakan trip yang sangat mengesankan bersama temen2 Outdoor Adventure and Nature Clubs (OANC) Kaskus. Kali ini perjalanan menuju Gunung Salak yang secara administratif terletak diantara kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.
Gunung Salak merupakan gunung berapi aktif tipe strato (stratovolcano) yang memiliki beberapa puncak. Puncak tertingginya sering disebut Puncak Manik atau Puncak Salak I (2.221 Mdpl), sedangkan Puncak lainnya yang kerap didaki adalah Puncak Salak II (2.180 Mdpl). Pengelolaan kawasan Gunung Salak dahulu dibawah Perhutani, tapi sejak tahun 2003 diambil alih oleh Taman Nasional Gunung Halimun sehingga sekarang namanya menjadi Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS).
Rencana awal pendakian dimulai dari member OANC asal Surabaya, Clara, yang minta antar Kang Hadi yang asli Bogor untuk trip ke Gunung Salak. Rencana yang semula silent trip menyebar cepat di lounge OANC dan fb sehingga jumlah peserta yang mau ikut jadi lumayan banyak, namun di hari-H Clara (yang punya ide) justru gagal berangkat karena sakit.
Jumat, 4 Maret 2011
Jumat jam 5 sore pulang kerja langsung balik ke kosan. Belum packing sih, cuma ngumpul2in peralatan dan perlengkapan aja sebentar karena harus berangkat ke kampus dulu untuk kuliah. Dari pagi sampe malemnya kuliah, di otak yang terpikirkan cuma packing, logistik, perlengkapan, dll..
Jam 9 malam, pulang kuliah langsung cepet2 balik ke kosan untuk persiapan berangkat karena dijadwal ketemuan di perempatan lampu merah Ciawi jam 10 malam. Sampe kos langsung buru2 packing dan baru inget kalo logistik ada yang belom lengkap, tapi karena ngejar waktu gw putuskan untuk beli entar aja di deket Pom Bensin Cicurug, Sukabumi (meeting point utama).
Sampe Ciawi ternyata cuma ada om Anwar, sedangkan kang Hadi masih menunggu Nanoenk yang baru berangkat dari Jakarta bersama pasangannya. Akhirnya gw berdua sama om Anwar jalan duluan ke tempat meeting point di Cicurug. Larut malam jalanan arah Sukabumi masih macet sehingga baru tiba pukul 11 malam.
Sabtu, 5 Maret 2011
Selang sekitar 3 jam dari kedatangan gw, rombongan tim Jakarta dan Bogor akhirnya sampai di Cicurug dan kami semua langsung naik mobil pick up yang udah disewa untuk mengantarkan kami ber12 ke pos pendakian Cidahu, Sukabumi.
Sampe di pos pendakian Cidahu, kang Hadi kemudian mengurus perizinan. Temen2 sebagian ada yang istirahat (tidur) dulu, sedangkan gw sama kang Ndar dan Gopak memilih untuk makan sambil ngobrol sebentar di warung, baru kemudian ikut istirahat setelah kenyang. :D
Paginya, tim siap2 untuk berangkat. Rencana rute yang dilalui adalah : start dari Cidahu - Puncak Salak I - Kawah Ratu - Pasir Reungit.
Pos Pendaftaran Pendakian Cidahu |
foto keluarga sebelum berangkat |
Perjalanan dari pos pendaftaran ke gerbang masuk hutan kami menumpang truk jemputan karyawan javana spa yang kebetulan lewat..
Owa Jawa |
Dari gerbang menuju pos bajuri treknya berupa tangga batu yang disusun mirip jalur di Gunung Gede Pangrango. Disini beruntung gw dapat mengabadikan gambar seekor Owa Jawa (Hylobates Moloch), primata khas Jawa Barat yang terancam punah dan kini statusnya dilindungi.
Di bajuri, rombongan istirahat sebentar untuk minum dan foto2 sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak Salak I.
Pos Bajuri merupakan tanah lapang yang dulunya pernah berdiri sebuah warung. Pemilik warung bernama Bajuri, tapi sekarang warungnya sudah tidak ada lagi.
Di Pos Bajuri ini juga terdapat pertigaan jalan, dimana jalan lurus merupakan arah puncak sedangkan jalan ke kiri arah menuju Kawah Ratu.
pos Bajuri |
Dari pos bajuri menuju Puncak Salak I berjarak 5 KM dan disepanjang perjalanan terdapat patok2 setiap 1 HM (hektometer atau 100 meter) yang cukup membantu pendaki.
Rombongan kami bertemu dengan rombongan pendaki asal Kelompok Pemerhati Lingkungan 'Angsana' dari Diploma IPB berjumlah 20an orang yang juga berniat muncak.
Ketika disalip rombongan mereka, kami mikir2 juga... lahan untuk buka tenda di puncak kan sempit, jadi mesti dulu2an sampe puncak nih.. hehe.. (niat menyalip di tikungan deh pokoknya.. haha)
Baru jalan sebentar, kami dihadapkan dengan medan berupa lumpur yang cukup dalam. Apalagi ditambah dengan hujan yang turun dengan lebatnya membuat pendakian terasa berat. Treknya pun lumayan bikin keki... jalannya naik turun seperti ga ada habisnya... tanjakannya lumayan banyak ditambah tumbuhan berduri yang sangat2 mengganggu..
tanjakan curam |
Di beberapa tempat jalur ada yang cuma selebar 40-60 cm dengan kanan kiri jurang yang dalam dan rawan longsor.. bikin ngilu deh kalo liat kebawah dan rasanya pengen cepet2 lewat aja..
yang paling berkesan waktu manjat di sebuah tebing yang tingginya sekitar 5 meteran dengan bantuan tali. batuan yang licin terkena air hujan membuat jalur tersebut harus dilalui dengan ekstra hati2.
Ketika perjalanan muncak, rombongan terbagi menjadi dua. Yang satu 'tim ngesot' di belakang, sedangkan tim satunya adalah 'tim ngacir' yang bertugas sebagai tim advance untuk menyalip rombongan anak IPB dan mengamankan lapak untuk mendirikan tenda di Puncak Salak I. hahaha... :D
Sampe di Puncak Salak I sekitar jam 3 sore, ternyata sudah berdiri satu tenda milik pendaki dari Jakarta dan kami pun mendirikan tenda di tempat yang terbatas ini.
Di puncak terdapat sebuah makam yang dikeramatkan. Di nisan tertulis K.H. Moh. Hasan (alias mbah Salak) di sebelahnya terdapat seorang peziarah yang sedang membaca doa. Tenda kami letaknya persis di dekat makam... jarak dengan tenda gw ga sampai 10 meter..
Katanya sih puncak salak rada angker gitu.. apalagi bulan september lalu baru ditemuin mayat wanita ga jauh dari makam.. tapi Alhamdulillah, semua rombongan ga ada yang mengalami hal yang aneh2...
Beberapa jam setelah tim ngacir diriin tenda, akhirnya rombongan kami lengkap sampai di Puncak Salak I. Karena lahan untuk mendirikan tenda sudah penuh, Gopak dan Nanoenk diriin tenda di lahan beberapa meter dari puncak beserta rombongan anak2 IPB tadi..
Minggu, 6 Maret 2011
Setelah malamnya dihabiskan dengan makan dan istirahat, minggu pagi kami sarapan, ngantri foto2 di puncak karena tempatnya terbatas, packing dan bersiap turun lagi menuju pos bajuri dan lanjut ke kawah ratu.
Perjalanan turun kembali hujan deras mengguyur, trek yang kemarin dilalui berubah menjadi empang atau kolam lumpur.. sia2 sudah nyuci sepatu kemarin di puncak..
Awalnya jalan hati2 dan milih2 lumpur yang dangkal, tapi karena sering tertipu dan terjeblos lumpur jadi ga pake pikir2 lagi... jalanan semua di terabas aja... ga peduli sama sepatu yang terperosok lumpur, dan parahnya lumpur tersebut dalamnya bisa sampe paha.. :hammer:
3 jam menuruni Puncak akhirnya gw bertiga sama Apoey dan Irzak sampai di bajuri. Beberapa saat kemudian kang Abi dan Afan tiba juga. Dan karena hujan masih lebat, kami berlindung di bivak darurat sambil memasak mie instan. Sekalian menunggu tim yang masih di belakang, kami mencuci sepatu yang penuh lumpur di sungai.
Rombongan hampir semua kumpul... menunggu bang Yudi yang lututnya cidera sehingga ga bisa jalan cepet2. Jam 15.30, bang Yudi sampai di bajuri. Rombongan udah lengkap.. udah solat... terus gw berdua sama kang Abi izin jalan duluan ke bawah (pos pendakian Cidahu) untuk memesan/menyewa kendaraan untuk pulang. (sekalian juga karena kang Abi kebelet mau ke toilet dan gw niat ngobatin laper dengan makan nasi goreng di warung bawah.. hehe..)
kita ga jadi lewat kawah ratu karena udah kesorean...
Rombongan pulang selepas maghrib menuju rumah kang Abi untuk mandi dan makan, setelah itu kemudian kami kembali ke Jakarta...
foto2 bisa dilihat juga di:
Atas trip yang seru ini gw mengucapkan terima kasih kepada:
- Allah SWT yang memberikan keselamatan dari berangkat hingga pulangnya..
- Mama di rumah
Hmmm, Kena pacetnya ga ditulis Om :ngakak
BalasHapushaha... cape nulisnya..
BalasHapusentar kalo ada tritnya di kaskus baru diobrolin lebih detil.. hehe..